Sebagai salah seorang “award winning innovators” dari NIC-TGIF (National Innovation Competition – Tangerang Selatan Global Innovation Forum) 2016, Dr. techn. Suyitno mendapatkan undangan khusus dari panitia Hi-Tech Fair & Conference 2016, Daejeon Korea. Beliau mempresentasikan hasil karya inovasinya di arena Expo dan Conference, pada tanggal 28 – 29 November 2016. Z-WAN adalah produk zat pewarna alami yang memiliki kualitas tidak kalah dari pewarna sintesis di pasaran. Produk pewarna ini aman digunakan baik bagi pekerja, pengguna, maupun lingkungan. Bahan baku utama pewarna Z-WAN diekstrak dari tanaman Indigofera Tinctoria sebagai sumber warna biru, kayu tegeran (Cudraina javanesis) sebagai sumber warna kuning, dan kayu secang (Caesalpinia sappan) sebagai sumber warna merah. Produk Z-WAN dikemas dalam bentuk pasta, ekstrak, dan serbuk. Untuk menggunakannya, zat pewarna alami ini langsung dapat dilarutkan dalam air. Dalam pengembangannya, produk Z-WAN telah dipasarkan ke berbagai kota di Jawa dan Bali. Selain itu Z-WAN juga bekerjasama dengan kelompok pengrajin Batik agar memanfaatkan zat pewarna alam ini dalam proses pembuatan batik. Salah satu keunggulan yang ditawarkan adalah Z-WAN mampu memangkas step pewarnaan batik yang awalnya 40-60 kali menjadi 3-15 kali. Kualitas warna yang dihasilkan juga telah diuji oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Jogjakarta dengan nilai ketahanan luntur yang baik. MDU/07122016
Sebagai salah seorang “award winning innovators" dari NIC-TGIF (National Innovation Competition - Tangerang Selatan Global Innovation Forum) 2016, Dr. Warsito P. Taruno mendapat undangan khusus dari panitia Hi-Tech Fair & Conference 2016, Daejeon di Korea; untuk mempresentasikan karyanya di arena Expo dan Conference, pada tanggal 28 – 29 November 2016. ECTV (Electrical Capacitance Volume Tomography) adalah suatu teknologi yang semula dikembangkan di Amerika oleh Prof. Liang Shieh Fan, dan kemudian dilanjutkan oleh Dr. Warsito di CTECH Lab nya di Indonesia, khususnya untuk aplikasi medis. Salah satu arah pengembangan teknologi ECTV yang berpotensi adalah pemakaiannya untuk melakukan “scanning” atau pendeteksian dini adanya kanker payudara. Teknologi ini selain terbukti jauh lebih aman dibandingkan dengan alat diagnostic yang saat ini umum dipakai yaitu “mammography”. Selain itu ECTV juga hemat energy, investasinya murah, dan “portable”. Keunggulan ini tentunya relevan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan di negara-negara berkembang seperti Indonesia; khususnya dalam upaya pendeteksian kanker payudara secara dini. Dengan demikian harapan sembuh dan harapan hidup penderita kanker payudara dapat terus diperbaiki. Kanker payudara masih merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di Indonesia. Di seluruh dunia, setiap tahun kanker payudara menjadi penyebab kematian lebih dari 500,000 orang. Fitur unggul dari teknologi ECTV untuk aplikasi pendeteksian kanker adalah karena citra yang diperoleh dari ECTV mampu membedakan antara kanker yang ganas (malignant) dengan yang jinak (benign), didasarkan pada demarkasi nilai dari “maximum normalized permittivity value” yang terkait dengan perbedaan CEAI (cell electrical activity index) atau index keganasan sel. ECTV lebih peka dalam mendeteksi tumor ganas dibanding yang jinak, karena tumor ganas memiliki nilai CEAI yang lebih tinggi. (KS/06122016)

Antusiasme para inovator Indonesia untuk unjuk gigi di ajang Global Innovation Forum 2016 sangat menggembirakan! Sampai saat berita ini dimuat telah terdaftar 98 Proposal (112 Proposal jika dihitung yang berstatus “Batal”). Terdaftar pula 154 inovator yang telah mendaftarkan diri dalam kompetisi, untuk memperebutkan posisi 10 (sepuluh) karya inovasi yang akan dipilih para juri untuk diterbitkan pada buku NIC-TGIF 2016, termasuk tiga karya inovasi terbaik yang akan dianugerahi TGIF Award – 2016.

Bagi para pengaju proposal dengan status “Baru” diharapkan memanfaatkan waktu yang tersisa untuk secepat mungkin dapat melengkapi proposal mereka sampai berstatus “Review”, sebelum batas akhir pengajuan proposal pada tanggal 31 Mei 2016 pk. 24:00. Berdasarkan pengalaman pada kompetisi-kompetisi berbasis internet, pengajuan proposal pada hari-hari terakhir berisiko mengalami database “overload”, dan akibatnya proposal mengalami diskualifikasi.

Bagi pengaju proposal yang dapat melengkapi proposalnya lebih awal, sebenarnya menikmati fasilitas yang disediakan panitia untuk memperoleh “Feedback” dari Juri Pra-Seleksi, sehingga berkesempatan untuk menyempurnakan proposal mereka (status “Revisi”) dan menikmati tambahan waktu untuk menyempurnakan proposal seminggu setelah waktu penutupan pengajuan proposal, atau mereka bahkan dapat memastikan diri sebagai peserta kompetisi (Status “In-Review”) sebelum batas waktu pengajuan proposal.

Selain itu, Pertemuan Juri NIC-TGIF pada tanggal 19 Mei 2016 menetapkan beberapa perubahan kriteria penilaian proposal, yang bisa menjadi “kisi-kisi” bagi pengaju proposal untuk menyiapkan proposal mereka dengan lebih “pas”.  Update kriteria penilaian Juri dapat dilihat dengan “CLICK” di link ini.

Sementara itu, Panitia juga telah menambah link informasi bagi pengaju proposal yang ingin memahami lebih dalam, bagaimana mengemas proposal agar selaras dengan “17 Sasaran Pembangunan Berkelanjutan” (17 UN-SDG),  dengan meng- “CLICK” di link ini.

(KS/052316)

Sebagai salah satu kegiatan TGIF-2016, telah dilaksanakan Kompetisi Inovasi Nasional / National Innovation Competition (NIC) untuk memilih 10 (sepuluh) karya inovasi Indonesia terbaik yang dinilai mendukung program pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development). Business Innovation Center (BIC) telah ditugaskan oleh Panitia TGIF-2016, untuk menjadi pelaksana kompetisi ini.

Dalam rangka memilih (10) sepuluh karya inovasi nasional tersebut, telah dilakukan promosi, call for proposals, proses prakualifikasi, dan proses seleksi / penjurian terhadap seluruh proposal yang masuk ke dalam database National Innovation Competition, dan lolos dalam proses pra-kualifikasi. Dari 172 inovator yang terdaftar dalam database, telah diajukan sebanyak 143 proposal dari seluruh Indonesia, dan ada 64 proposal yang lolos proses Pra-Seleksi. Proposal yang telah lolos ke dalam tahapan Pra-Seleksi selanjutnya diajukan ke dalam proses Penjurian.

Berdasarkan rekapitulasi hasil penjurian, dapat ditetapkan 10 (sepuluh) Karya Inovasi terbaik dari nilai rata-rata tertinggi yaitu :

1. Suyitno - "Produk Berbasis Zat Warna Alam Nahecho (Z-WAN) untuk Masyarakat yang Lebih Sehat" - Skor: 2,825 - Kode: 116

2. Dr. Warsito P. Taruno - "Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) untuk Deteksi Dini (Screener) Kanker Payudara" - Skor: 2,825 - Kode: 118

3. Prof. Dr. Ir. Suharsono, DEA - "Jala Ipam untuk Pembangunan Industri Kentang French Fries Beku Pertama di Indonesia" - Skor: 2,825 - Kode: 111

4. Radyum Ikono - "Pigmen Besi Oksida Hasil 'Daur Ulang" Limbah Baja" - Skor: 2,750 - Kode: 125

5. Sergina Loncle - "Program Ibu Inspirasi: Sebuah Inovasi dalam Menjadikan Perempuan di Daerah Terpencil Indonesia sebagai Agen Teknologi Ramah Lingkungan" - Skor: 2,750 - Kode: 127

6. Henry Nasution - Building Automation Technology Air Conditioning System (BATAC) - Skor: 2,725 - Kode: 91

7. Erliza Hambali - "Surfaktan Anionik dari Minyak Sawit untuk Chemical Flooding pada Teknik Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk Peningkatan Produksi Minyak Bumi" - Skor: 2,700 - Kode: 157

8. Clara M. Kusharto - "Biskuit Clarias: Pangan Alternatif Tinggi Protein dan Emergency Food untuk Mengurangi Prevalensi Balita Gizi Kurang" - Skor: 2,625 - Kode: 152

9. Tualar Simarmata - "Inovasi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali (IPATBO) Sebagai Teknologi Hemat Air dan Input Berbasis Bioamelioran untuk Pemulihan Kesuburan Tanah dan Peningkatan Produktivitas Padi Secara Berlanjut Dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan di Indonesia" - Skor: 2,625 - Kode: 84

10. Maruf Kasim - "RaJA (Rakit Jaring Apung) dan JaKA (Jaring Kantung Apung) masa depan teknologi budidaya rumput laut Indonesia" - Skor: 2,625 - Kode: 85

Selamat kepada 10 Inovator Terbaik NIC-TGIF 2016 dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas partisipasi dan antusiasme para peserta NIC, maupun segala pihak yang terlibat dalam kompetisi ini. Mohon maaf atas segala kekurangan kami dan Salam Inovasi !!

(DP/071316)

Foto Para Juri (dari kiri ke kanan) : Yudhi Hermanu, Kristanto Santosa, Dr. Rahmat Salam, Dr. Jumain Appe, Dr. Avanti Fontana.

Jakarta, Kamis 19 Mei 2016. Pertemuan awal Juri pemilihan National Innovation Competition (NIC), bertempat di Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Kemetrian RistekDikti salah satunya membahas mengenai kriteria penjurian pada kompetisi NIC. Kompetisi ini telah dibuka sejak awal bulan Maret secara online dan akan ditutup pada 31 Mei 2016. 

Hasil dari diskusi merupakan penyempurnaan kriteria penjurian berdasarkan masukan dari para juri yang merupakan pakar inovasi di Indonesia. Hasilnya telah disampaikan secara terbuka melalui website NIC, untuk dapat dibaca oleh para peneliti atau inovator yang akan mengikuti kompetisi ini. Panitia NIC berharap agar dengan transparansi kriteria penilaian, proposal yang diajukan ke dalam database NIC menjadi lebih berkualitas dan menggambarkan dengan baik karya inovasi yang telah dihasilkan.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kriteria penilaian dapat diakses pada link berikut ini:

FAQ > Petunjuk Pelaksanaan Penilaian 

(MDU/05232016) 

 

 

Tangerang Global Innovation Forum innovation.id